Monday, January 26, 2009

untuk yang seketika itu

untuk yang seketika itu
walau sementara
tapi cukup beri makna
mengisahkan yang seketika itu
pada angin
pada bintang malam
pada titis hujan

pesan aku
untuk kau yang merasa duka
bila cerita suka kau terlalu singkat tempohnya
jangan berlagu hampa

harus untuk kau
hargai tempoh singkat itu
belai dengan rindu
untuk kau simpan hingga akhir waktu

Sunday, January 18, 2009

dua pilihan tegas

pejam mata ini
berimaginasi
tapi tak sampai
masih di kedalaman itu

maka aku paksa
keluarkan apa yang terpendam
tapi hampa
masih mau berlari anak di situ
tidak mahu di bentangkan pada semua

untuk seketika
jiwa ini hanya ada dua rasa
dua bicara
dua hala

untuk yang satu itu,
jiwa butuhkan tampuk yang perkasa
untuk menampung yang tersiksa

untuk yang satu itu
jiwa butuhkan jawapan yang jelas
agar tahu apa yang di balas

langkah kaki ke depan maju
menoleh hanya untuk membuat rujuk
kemudian tegak menghadap hadapan
dan terus berjalan

Saturday, January 17, 2009

rindukan kamu

jika bibir ini bisa menyatakan segalanya dengan lantang,
maka tiada apa yang harus aku jeritkan pada sang batin,
tiada yang mendengarnya,
dari mata ini,
tiada yang dapat lihat luka yang masih merah berdarah,

lalu aku aturkan kata untuk kau rasa apa yang aku rasa,
terdiam sunyi tanpa kau,
tanpa kamu,
maka kosonglah jiwa ini,
namun kasih,
jutaan kisah mau aku bentangkan pada mu,
dan hari ini,
saat ini wahai cinta,

kita bertemu lagi,
tiada kelip mata ku melihat kan mu,
senyum kembali mekar di bibir.

ohh blog ku! haha.

Sunday, January 4, 2009

jangan di dodoi

bila malam
terbentangkan oleh sejuta bintang di tikar langit
bulan menyuluh segenap ruang gelap
aku berbaring
berhadapankan sang bulan dan bintangnya

segar lagi kisah dulu
ketika baru mengenal dunia
baru mula petah berkata kata
olok olok mengikut gaya mereka menunaikan ibadat waktu ke lima
tika tubuh takut memandang mata garangnya
tika ketawa besar di geletek oleh jemarinya

ayah dan bunda
berada di dukung ayah, aku cukup bangga
rasa tak mahu aku turun dari dakapnya
berada di sisi bunda aku sungguh selesa

masih aku ingat lagi
tangan bunda tak mahu aku lepaskan selagi belum terlelap mata
tak pernah lupa, sentiasa saja ku ingatkan pada bunda
kata aku, 'jangan pergi mana mana ya'
lalu tangan bunda aku pegang erat


pada Mu Yang Maha Esa
yang aku mau itu cuma ayah
yang aku ingin itu cuma bunda
jangan dodoikan aku
biarkan aku berjaga
asal puas menatap, melihat, merasa akan
sayang cinta dari mereka.

Thursday, January 1, 2009

aku terima bunga

pagi ini
di depan pintu
aku terima bunga
terselit kad warna jingga
dengan bicara
selamat hari lahir
kamu dah tua

pagi ini
makin berusia
makin menyeksa
kurang bersuka
bertambah duka

pagi ini
terima mawar sekuntum
menghidu yang harum
bikin aku senyum

ingin aku kuncikan senyum itu
lalu anak kuncinya, aku buang jauh jauh
agar aku sentiasa tersenyum

hidup pun macam bunga
mekar di hening pagi
layu kala senja
hidup pun sama saja
gembira hari ini
sayu kemudiannya

pagi ini
aku terima bunga
mekar sementara
esok, layu juga

duaribusembilan

terima kasih
terima kasih padaNya
memberkati dan memberi
satu tahun baru lagi untuk kita

melihat yang dihadapan
mahu berjalan terus kedepan
tapi terhenti
menoleh ke belakang
mahu melihat semua yang berlalu

apa yang ada untuk kedepan
aku aturkan segala yang lebih baik
tebus segala peri laku yang busuk

semoga tahun baru
memberi sedar pada semua
semestinya pada aku juga
kita tidak kekal bersama dunia

susun langkah mu
agar di akhirat itu
senang untuk dibicara
agar jauh bahang neraka
agar dekat dinginnya Syurga